Kumpulan Cerita Sex 2018 - Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku
sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi
cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek
saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah “geng” di sekolah,
Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka
seperti biasanya selalu ada.
Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru
yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk
di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa
menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih
bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu,
tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama
Sherry sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada
yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks
mereka tentang Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang
nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila
padanya.
Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini
aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun
memuncak kepada Sherry, akhirnya aku, Manda dan Lea merencanakan
sesuatu, sesuatu untuk Sherry. Seperti aku, Sherry juga anggota
cheerleaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi
Sherry untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada
latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku
membujuknya sampai ia mau.
Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.
“Kak, sampai kapan Sherry mesti nunggu disini?”
“Udah tunggu aja, sebentar lagi!!”
Sherry mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.
“Sudah beres Non” Tejo si penjaga sekolah melapor padaku.
“Oke” jawabku.
Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4
penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat
bagiku, aku anak orang kaya.
“Ya udah, ikut gue sekarang!!” perintahku untuk Sherry.
Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan Manda. Kubawa ia ke
ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerleaders.
Sherry menangis karena bentakan dari aku, Manda dan Lea, ia terlihat
ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia
menagis.
“Sherry salah apa Kak?” ia menangis terisak-isak.
“Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!” bentakku
“Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu”
“Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!” Lea menambahkan bentakanku.
Setelah puas membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda.
Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu
masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Lodi dan Seto. Dari
tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Sherry saat itu terkejut dan
sangat ketakutan.
“He.. he.. he.. ini dia Non Sherry yang ngetop itu” Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.
“Cantik banget, sexy lagi..” tambah tejo.
Sherry gemetaran ia terlihat sangat takut.
“Sikat aja tuh!!” perintahku pada 4 pria itu.
“Oke, sip bos!! He.. he.. he..” Tejo menyeringai.
Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam
yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry,
sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Sherry mereka seret ke
atas sebuah meja sekolah. Sherry terlihat sangat ketakutan ia pun
menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
“Gue duluan ya” Tejo mendekati Sherry.
Aku hanya tersenyum melihat keadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.
“Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?” Sherry memohon ampun.
Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Sherry, ia sudah
dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh
payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan
Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan-lahan.
“Yang kenceng Jo!!” perintahku.
Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak,
ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Sherry
saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMU sherry
kancing demi kancing sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat.
“Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!” sahut Tejo sambil tertawa gembira.
Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry pun terlihat gemetaran.
“Tolong jangan Pak!!” sahut Sherry memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo
menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo pun akhirnya melepas BH
yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah,
payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah
muda merekah, seksi sekali pikirku.
“Abisin aja Pak!!” Lea meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry.
“Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat
deh..” Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi
dan Seto yang masih memegangi tangan Sherry supaya ia tidak melawan,
sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan
nafsunya.
“Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry..” Sherry memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.
Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Sherry.
Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas
perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting
payudara Sherry dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka
menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya dan terkadang
mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.
“Ah.. cukup Pak.. ampun Kak..” Sherry mulai mendesah.
Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting
payudara Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Sherry
ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.
Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria
hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo saling
berbagi payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai
memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry dan menjalar dengan
liar di sekitar puting payudara Sherry, kadang mereka melakukan hisapan
dan gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil
ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda
pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Sherry
dengan seksama melalui handy cam-nya.
Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Sherry yang juga indah
dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang ditindik itu,
terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery.
Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara
Sherry berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil
mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha
Sherry yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh
selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu.
“Jangan Pak!! Ampun!!” Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo.
“Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali..” ejek Andre.
Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Sherry.
Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari
tempatnya.
“Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!!” Tejo tampak bersemangat.
Vagina Sherry memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih,
bersih, dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang
tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus
tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha,
dan sekitar selangkangan Sherry. Sherry hanya bisa menggeliat kesana
kemari menghadapi rangsangan itu.
Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Sherry.
Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara Tejo
memasukkan jarinya kedalam liang vagina Sherry. Perlahan jari tangan
Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan makin lama gerakannya makin
cepat. Tubuh Sherry nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya,
Sherry mendesah perlahan.
Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina
Sherry, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu.
Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari
bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya
Sherry terangsang.
“Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?”
“Jangan Pak, tolong!!” Sherry memohon.
Tejo tidak mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry dengan cepat.
“Ahh.. stop Pak!! Tolong..!” Sherry kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
“Ahh..!” Sherry vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.
“Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. ” aku meledek
Sherry, aku membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan
lebih lama lagi orgasme.
“Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!” Lea ikut mengejek.
Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry,
nampaknya ia belum mau Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak
sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Sherry.
Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorong tubuhnya
menjauhi Sherry.
“Lho Non.. saya belum puas nih..” Tejo terlihat bingung.
“Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!” bentakku pada Tejo.
Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak
tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina
Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir
vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang
membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan
kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia
terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan
dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.
“Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?” Andre berseloroh meledek.
“Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih..” Tejo menimpali.
Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.
“Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak..” Sherry mulai merasa
terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh
vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah
selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir
vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan
jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.
Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan
kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada
diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini
terlibat aktivitas seksual.
“Ahh.. ah.. ah..” Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa
berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh
Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi
tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry
memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi
mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan
kewanitaan Sherry dalam-dalam.
Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah
sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry
hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa
lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua
tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak.
Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry
terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil
perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya
bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat
puas melihat “siksaan”ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat
sejenak.
“Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu” Seto angkat bicara.
Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik
pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme.
Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang
ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka
seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan
BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.
Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar,
membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki
kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan
Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan
pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan
vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu.
“Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah..” Sherry mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju.
Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka
kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama
semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang
cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan
Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta
vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan
cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan
tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry,
tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata
itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan
memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
“Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih”
permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin
puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.
Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya
mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil
mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh
pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre
melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha
meyodok lubang anusku.
“Non Nia, saya nggak tahan lagi nih..” permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.
Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.
“Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih..” Andre mencoba
menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil
terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang
anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan
tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak
kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian
giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan
spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh
keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas
atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat
selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya “penyiksaan” ini dimulai
lagi.
Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton
saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua
yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang
tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan
anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian
memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan
bulatan pantatnya yang padat berisi.
“Nah, Non Sherry siap-siap ya!” Seto berujar sambil mengangkat
pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa
menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski
tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja
Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat
Sherry sambil mengelusnya.
“Hajar aja!!” perintah Lea.
Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi
langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry.
Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto
yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry
berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
“Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh..” Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.
Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto
berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun
Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai
memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru
nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang
seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya
menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali
lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh
Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di
depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi
merangkak.
“Aaah.. cukup Pak.. ah..” Sherry memohon pada Tejo.
Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan
nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.
“Ayo isep penis saya Non!! isep!!” Paksa Tejo.
Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo
menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut
Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU
secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.
Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia
merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry
benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan
padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur
dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua
batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry
terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry,
kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung
Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya
diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi
menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan
perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir
seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam
liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto
mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry
bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas
membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan
posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah
oleh sperma Seto.
Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang
memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry,
kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan
pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih
untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry.
Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus.
Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah
posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.
Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan
liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah
pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam
vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry
berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali
berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina
Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba
mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya
dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang
yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi
meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
“Nah, sekarang kapok kan lo?” bentak Lea kepada Sherry.
“Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama
siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa
jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. ” ancamku pada
Sherry.
“Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!” bentak Lea.
“Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!” bentakku.
“Enak Kak..” jawab Sherry ketakutan.
“Enak?! lo seneng dientot?!” bentak Lea lagi.
“Iya Kak.. enak sekali.. nikmat..” Sherry menjawab.
“Lo mau lagi?!” Manda yang dari tadi diam kini bicara.
“Ma..mau Kak..” jawab Sherry.
Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya
Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali
mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry,
adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks
ku selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.